Curug Cibeureum adalah objek wisata yang terbentuk secara alami yang terdapat di dalam hutan Gunung Gede Pangrango. Namanya sangat terkenal di kalangan para pendaki, karena destinasi yang satu ini merupakan bagian dari jalur pendakian Gede Pangrango via Cibodas.
Mau coba hiking ke air terjun Curug Cibeureum ini? Serius?,… Maka anda wajib baca sampai tuntas tulisan ini.
Ada baiknya pula anda mengetahui seluk-beluk air terjun Curug Cibeureum, sebelum anda mencoba untuk berkunjung kesana. Sehingga anda dapat membuat rencana kunjungan wisata dengan matang.
Beberapa informasi yang akan disampaikan pada artikel ini antara lain;
- Asal Nama Curug Cibeureum
- letak dan posisi,
- sepanjang perjalanan,
- tiket masuk, dan
- alat tempur untuk hiking Curug Cibeureum.
Asal Nama Cibeureum
Cibeureum merupakan sebutan dalam bahasa Sunda yang mempunyai arti air atau sungai merah. Apakah air yang mengalir berwarna merah? Tentu tidak. Sematan merah pada air terjun atau curug ini tentunya mempunyai alasan tersendiri yaitu di bagian dinding-dinding tebing tempat air terjun ditumbuhi oleh jenis lumut merah (Sphagnum gedeanum) yang tumbuh secara endemik sehingga memberikan kesan warna merah. Sehingga disebutlan curug Cibeureum dari dulu sampai sekarang.Di lokasi keberadaan Curug Cibeureum, terdapat 2 curug lainnya. Tepat disampinya yaitu Curug Cidendeng dengan bentuk yang lebih langsing dan sedikit lebih tinggi. Lalu agak ke sebelah barat di paling ujung dan tersembunyi ada Curug Cikundul.
Ada cerita rakyat yang beredar di masyarakat, bahwa batu yang ada dibawah air terjun, yang terlihat memanjang pada posisi berdiri, itu adalah seorang petapa di zaman dulu. Tujuan petapaanya adalah dalam rangka pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Saking lamanya bertapa dibawah curug, petapa itu pun mengeras dan akhirnya menjadi batu. Konon katanya mendekati kiamat nanti petapa itu pun akan bangun dari pertapaannya dan kembali menjadi manusia.
Letak – Posisi Curug Cibeureum
Seperti yang kita ketahui, Curug Cibeureum merupakan objek wisata yang terbentuk secara alami. Letaknya berada didalam hutan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Secara administratif destinasi yang satu ini berada di Desa Cimacan, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.Berada pada ketinggian 1.675 m dari permukaan laut (dpl), suhu atau temperatur di dilokasi ini bervariasi antara 10 °C sampai dengan 18 °C. Curah hujan pun terbilang cukup lebat yaitu kisaran 3.000-4.200 mm per tahun.
Sepanjang Perjalanan Menuju Curug Cibeureum
Untuk menuju Curug Cibeureum anda akan ditantang untuk menyusuri track pendakian Gede Pangrango. Jarak dari pos pertama (pos tiket) adalah 2,7 km dengan waktu tempuh normalnya sekitar 45-1 jam perjalanan. Tidak seperti dulu, dimana kondisi medan menuju curug adalah jalan setapak yang alami dengan kombinasi tanah dan bebatuaan yang jika hujan bisa sangat licin. Mulai dibenahi sekitar tahun 2004, kini jalan menuju curug berupa jalan berbatu yang disusun sedemikian rupa. Sehingga lebih nyaman untuk dilewati.
Mulai dari pos tiket, anda akan langsung disuguhi rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Pemandangan ini akan anda jumpai disepanjang jalan menuju Curug Cibeureum. Kiri-kanan jalan yang akan disusuri, anda akan dimanjakan dengan lebatnya pepohonan khas hutan hujan tropis. Sesekali anda dapat melihat beberapa satwa hujan yang kebetulan lewat atau sedang beraktivitas seperti tupai, monyet, lutung, burung, dan jika anda beruntung anda dapat melihat Cangehgar, ayam hutan yang sangat sulit dijumpai. Jika dalam perjalan anda mengalami kelelahan atau kaki pegal, setiap jarak 1 km terdapat selter untuk tempat beristirahat sejenak.
Pada jarak 1 km sebelum Curug Cibeureum anda dapat mampir terlebih dahulu ke danau alami bernama Telaga Biru. Danau yang berada di jalur pendakian ini merupakan tempat minum sejumlah binatang seperti babi hujan, macan, anjing hutan, dan kijang. Penamaan warna biru sendiri disebabkan oleh tumbuhan yang hidup didalam danau sejenis ganggang yang menyebabkan warna air di danau sekilas terlihat berwarna biru kehijau-hijauan.
Sekitar 100 meter dari Telaga Biru, anda akan melewati sebuah rawa bernama Rawa Gayonggong. Jika dulu untuk melewatinya selalu dalam kondisi basah/berair, becek, kini tidak lagi. Untuk melewati rawa ini ada jembatan sepanjang kurang lebih 250 meter yang berada diatasnya. Diatas jembatan ini anda dapat menikmati suasana rawa yang terbilang menarik. Kondisi dibawah jembatan sangat rimbun dengan rumput dengan kondisi tanah yang basah, berair jernih. Kiri-kanan berdiri pohon-pohon yang menarik untuk objek foto. Dan dibagian tengah jembatan, terdapat hamparan rumput ilalang yang tumbuh dengan tinggi dengan latar gunung Mandalawangi, gunung Masigit (masjid) orang lokal menyebutnya. Lokasi ini merupakan tempat pengamatan burung bagi para peneliti.
Setelah sampai diujung jembatan Rawa Gayonggong, akan ada tanjakan yang lumayan menanjak. Lalu terdapat selter Panyangcangan (dalam bahasa Sunda berarti tempat mengikat hewan). Dulunya tempat ini merupakan tempat diikatnya kuda tunggangan jika hendak ingin ke gunung. Disini terdapat papan petunjuk arah bagi para pengunjung. Arah kiri merupakan track pendakian menuju Gunung Gede Pangrango dan arah kanan adalah arah menuju Curug Cibeureum.
Jarak Curug Cibeureum dari selter Panyangcangan ini sudah sangat dekat. Anda kembali akan melewati jembatan yang dibawahnya tanah berair jernih. Jika anda telah mendengar aliran air di sungai lalu beberapa saat kemudian terdengar gemuruh air, itu tandanya anda berada beberapa meter saja dari objek yang anda tuju. Siapkan kamera dan dokumentasikan kunjungan anda di Curug Cibeureum.
Tiket Masuk Curug Cibeureum
Untuk tiket masuk ke Curug Cibeureum, update per tanggal 1 April 2017 adalah sebagai berikut.
- Wisatawan domestik : Rp. 18.500,-/orang
- Wisatawan mancanegara : Rp. 155.000,-/orang
Atau,…
Anda dapat menggunakan layanan Paket Trip Curug Cibeureum bersama Green Camp Adventure, untuk layanan yang lebih lengkap.
Alat Tempur untuk Hiking Curug Cibeureum
Dibagian terakhir ini akan dituliskan sejumlah alat tempur yang harus anda siapkan, jika hendak hiking ke Curug Cibeureum. Hal ini penting untuk diperhatikan demi keamanan, kenyamanan dan keselamatan anda. Boleh di catet!- Kenakan pakaian yang mendukung untuk pendakian. Pakailah baju yang dapat cepat mengering jika terkena keringat atau air hujan, yang biasanya dari bahan sintetis. Untuk bagian celana pun pada prinsipnya sama, memiliki sifat cepat mengering jika terkena keringat atau hujan, biasanya terbuat dari spandex atau nilon.
- Pakailah alas kaki yang nyaman untuk mendaki. Boleh dari kategori sepatu ataupun sendal. Tapi karena track menuju Curug Cibeureum terbilang ringan, anda bisa menggunakan sendal gunung saja agar lebih ringan dan leluasa. Tapi itu terserah anda.
- Untuk menjaga hawa dingin pegunungan, anda dapat membawa sweater atau baju hangat lainnya. Kupluk atau topi, sarung tangan, dan kaos kaki dapat anda masukan kedalam daftar barang yang harus disiapkan.
- Jas hujan, untuk sebagai antisipasi jika turun hujan. Pilih yang portable saja, seperti yang harganya 10 ribuan dari plastik, karena pendakian yang akan dilakukan tidak memakan banyak waktu. Tapi untuk kenyamanan, bawalah jas hujan khusus pendakian, itu akan lebih bagus tentunya.
- Kamera. Komponen penting di zaman sekarang. Betul? Selfie mana Selfie,… hehehe. Yang pasti untuk dokumentasi perjalanan anda.
- Bawa tas ransel yang mampu memuat barang bawaan anda. Sesuaikan saja.
- Alat tempur terakhir, siapkan logistik secukupnya. Banyak pilihan tentunya, apakah mau tipe makanan berat atau makanan ringan. Intinya sih, sesuaikan dengan kebutuhan. Jangan lupa juga bawa air minum. Kalo boleh rekomendasi bawa termos portable yang seukuran botol air mineral untuk bekal air panas. Bawa minuman yang menghangatkan badan, dan rasakan nikmatnya minum minuman penghangat tubuh di lokasi Curug Cibeureum,… Ceeessss,… nikmatlah pokoknya. 😀
Tidak ada komentar:
Posting Komentar